banner 728x250
Percik  

Jalan Terjal Anies Menuju Kursi Presiden!

banner 468x60

Pendaftaran Pasangan Anies Rasyid Baswedan – A Muhaimin Iskandar yang diusung Partai Nasdem, PKB dan PKS ke Komisi Pemilihan Umuum (19/10/2023), menegaskan dan mematahkan spekulasi banyak pihak akan kepastian pasangan ini bisa memperoleh tiket pilpres 2024. Keraguan yang dapat dimaklumi karena dinamika yang menyertai dan dihadapi pada hari-hari jauh sebelum proses pendaftaran, khususnya terhadap Anies Baswedan. Sejak terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, pelbagai tantangan harus dijalaninya dalam menjalankan roda pemerintahan, sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa sosoknya memang tak dikehendaki oleh Jokowi yang menyokong penuh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Blokade istana di suarakan secara ‘garang’ oleh Luhut Binsar Pandjaitan, die hard utama sang Presiden, dirinya tampil menjadi corong dalam menentang kebijakan Anies Baswedan, misalnya soal reklamasi pantai dan penanganan Covid-19.

Selain resistensi dari Istana, DPRD DKI yang dimotori oleh PDI-P dan PSI secara terbuka berupaya menjegal kebijakan-kebijakan yang diinisiasi oleh Pemprov DKI, penganggaran tidak berjalan mulus bahkan sering dimentahkan. Belum lagi suara lantang para buzzer yang terus memframing seolah-olah Anies adalah Gubernur yang intoleran, tidak mampu bekerja memenuhi janjinya, dan sama sekali tidak memiliki prestasi selama memimpin DKI Jakarta. Hanya orang atau pihak yang diselimuti kebencian akut di kepalanya yang tidak bisa obyektif melihat data-fakta keberhasilan DKI memperoleh predikat WTP selama 5 tahun berturut-turut. Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang megah dan modern, proyek prestisius yang dikerjakan sepenuhnya oleh anak-anak Indonesia. Memperbanyak taman-taman kota yang ramah anak, etalase yang menjadi ruang interaksi antar warga.  Kampung susun Akuarium. MRT dan moda transportasi publik yang connected serta murah. Pedestrian yang ramah bagi pesepeda dan pejalan kaki.

banner 325x300

Tantangan paling telanjang dan norak adalah mencari-cari kesalahan Anies Baswedan pada perhelatan balapan Formula-E. Event yang berhasil membuka mata dunia, sukses mendongkrak citra Indonesia di mata internasional juga mendatangkan keuntungan ekonomi secara langsung. Penyelenggaraan Formula-E sama sekali tidak mendapatkan support sponsorship dari BUMN. Bandingkan dengan gelaran Moto GP di sirkuit Mandalika yang didukung penuh oleh BUMN, tapi menyisahkan kerugian besar. Formula-E berjalan sukses dan menguntungkan, sudah diaudit, tak ada masalah atau penyimpangan menurut BPKP maupun BPK. Masih saja di cari kesalahannya, KPK sampai harus berulang kali melakukan gelar perkara, tapi tak juga berhasil menemukan celah penyimpangan Anies.

Lolos dari Lubang Jarum?

Anies Baswedan seperti ditakdirkan menempuh jalan berliku nan terjal dalam rute politiknya, tetapi dirinya juga selalu diliputi keberuntungan. Selepas di reshuffle sebagai Menteri Pendidikan di Kabinet Jokowi. Rute politik Anies seperti akan terhenti atau diselimuti awan gelap, namun dinamika pilgub DKI, kembali mengiring sosok Anies masuk dalam pusaran utama, dirinya kemudian berpaket dengan Sandiaga Uno, mereka terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur setelah mengalahkan Ahok–Djarot di putaran kedua pilgub DKI. Anies menuntaskan kepemimpinannya, Sandi berhenti ditengah jalan karena dipinang menjadi Cawapres Prabowo saat Pilpres 2019 yang dimenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin. Sepak terjangnya selama memimpin DKI membawa Anies terekspose secara nasional, mendapatkan atensi dari media massa sebagai news maker, hal yang lumrah sebagai pemimpin ibu kota negara. Terlebih dengan prestasinya saat memimpin DKI Jakarta, membawanya menjadi sorotan dan perbincangan publik. Personifikasi Anies yang tenang, matang, cerdas dan tidak reaksioner dalam menanggapi kritikan bahkan bullyan dari para buzzer semakin menarik simpati publik. 

Partai Nasdem, salah satu partai pengkritik utama Anies semasa menjadi Gubernur DKI, memotret secara jeli kiprah, kematangan dan kearifan kepemimpinan cucu pahlawan nasional AR Baswedan tersebut. Partai Nasdem menjadi partai pendukung pertama yang mencalonkan Anies Baswedan sebagai Capres 2024, diikuti oleh PKS dan Demokrat, mereka menamakan koalisinya sebagai koalisi perubahan, meski kemudian Demokrat menarik diri, mengeser dukungannya kepada Prabowo. Sedangkan, PKB yang awalnya berkoalisi dengan Gerindra, akhirnya bergabung dengan Koalisi Nasdem dan PKS. Muhaimin Iskandar disepakati menjadi Cawapres Anies Baswedan. Duet yang akan didaftarkan di KPU.

Fajar Perubahan!

Pendaftaran di KPU merupakan salah satu rute politik yang mutlak di lewati, setelahnya rute-rute terjal menanti di depan. Bersaing dengan Prabowo dan Ganjar bukan perkara ringan, seperti pengakuan Anies sendiri, bahwa kandidat lain memiliki dukungan politik dan logistik yang sangat kuat. Olehnya itu, tantangan yang dihadapi tentu berat, perlu kolaborasi dan gerak bersama dalam memperjuangkan agenda perubahan. Spirit volunteerisme dalam politik penting di arus utamakan, sehingga dukungan kepada kandidat akan didasarkan pada kesamaan visi, misi dan cita-cita, bukan karena iming-iming uang, dengan begitu praktek politik transaksional dapat diamputasi.

Pasangan Anies–Muhaimin (AMIN) merepsentasikan generasi baru dalam sirkulasi kepemimpinan nasional, diharapkan membawa semangat kebaruan, perspektif dan pendekatan yang out of the box dalam mengakselerasi kemajuan, kemodernan serta kesejahteraan bangsa Indonesia seperti yang termaktub pada Pembukaan UUD 45. Saatnya, Anies–Muhaimin fokus menyuarakan gagasan dan program-program perubahan yang hendak diwujudkannya.

Roadmap Indonesia masa depan, dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Peta jalan yang meliputi isu dalam negeri dan global. Dalam konteks domestik, isu terkait penegakan dan reformasi institusi hukum, reformasi dan pelembagaan institusi politik, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat, akses pendidikan, layanan kesehatan, lapangan kerja, perempuan dan anak, toleransi antar umat beragama, bonus demografi, pemberantasan korupsi, utang luar negeri, pengembangan riset dan teknologi, ketahanan pangan serta energi. Disisi lain, isu geopolitik global perlu ditelaah dengan serius. Perang Rusia–Ukraina, persaingan dagang dan politik antara Amerika Serikat–Tiongkok, perseteruan Tiongkok–Taiwan, pengembangan nuklir Korea Utara, perubahan iklim (climate change) serta paling mutakhir gejolak Israel-Palestina.

Dinamika geopolitik global sangat berkaitan langsung dengan eksistensi dan positioning Indonesia di kancah internasional. Masyarakat menantikan, gagasan dan program yang terukur sebagai jalan solutif dalam mengatasi pelbagai tantangan dan problem yang sedang dihadapi tersebut.

Fajar perubahan itu sudah menyingsing menyinari bumi Nusantara, bertransmisi menjadi gelombang harapan, arusnya tak terbendung. Seperti Anies yang tak pernah terhenti langkahnya oleh palang yang silih berganti datang menghambat, rute terjal itu dilaluinya tanpa berkeluh kesah, dengan penuh kesabaran dan kesadaran profetik. Untuk sampai pada etape pendaftaran KPU saja, Anies pantas merayakan kesyukuran, dirinya berhasil melayari gelombang besar yang mengulung. Penanda Anies adalah sosok tangguh dan sangat siap mengarungi gelombang besar berikutnya dan memenangkan pertarungan di Pilpres 2024. Wallahu ‘alam.

Sumber: barisan.co : https://barisan.co/jalan-terjal-anies-menuju-kursi-presiden/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *